BEM UM-Bengkulu Melakukan Aksi Solidaritas Terhadap Muslim Uyghur

FlamboyanNews.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu melangsungkan aksi solidaritas Panggung Duka Untuk Uyghur. Kegiatan yang diselenggarakan di Taman Pantai Berkas ini berlangsung siang tadi, Sabtu, (12/01/2020).

“Yang perlu kita suarakan adalah kemanusiaannya”, kata Abdurahman wachid, Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Yang tak boleh dilupakan, banyak juga negara-negara yang senasib dengan Uyghur. Seperti di Myanmar ada Suku Rohingya, di Filipina ada Suku Moro dan Thailand di Pattani. “Hal yang mesti dilakukan mahasiswa atas kejadian di Uighur ialah sadar secara kemanusiaan dan menyikapinya dengan cara intelektual,” sambungnya.

Karena seorang akademisi, punya potensi menggiring opini publik. Dengan menggiring opini, kita serahkan kesimpulan kepada masyarakat. Biarkan masyarakat yang menilai sendiri. Bahwa hal yang dilakukan oleh RRC kepada muslim Uighur sejak April 2018 hingga saat ini bukanlah hal yang benar.

“Untuk menyikapi peristiwa yang terjadi di Uighur, mahasiswa diharap untuk kritis dan masif menggiring opini. Meski begitu, Ia tak mengharapkan adanya pernyataan yang berbau kekerasan. Jangan sampai,mahasiswa terprovokasi dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan”. Pungkasnya.

Aksi solidaritas ini menampilan musikalisasi puisi, perfom religi serta kultum yang di sampaikan oleh da’i muda yaitu ustad Faizal Asyqi Firmansyah.

“Kita harus bersyukur melakukan ibadah dengan tenang, menutup aurat dengan nyaman. Saudara-saudara kita di Uighur sana akan disiksa bila beribadah, diperkosa bisa menutup aurat. Mari saudara-saudaraku, kita tingkatkan lagi nilai ibadah kita, selagi masi ada kesempatan kita untuk hidup”. Tegasnya.

“Kalau tak mampu membebaskan mereka, tak mampu memerdekakan mereka,  tak mampu membantu, minimal hati nurani kita sebagai manusia terketuk, minimal dengan membantu. Donasi,  makanan,  pakaian dan yg terpenting doa”. Pungkasnya.

Melalui pernyataan sikapnya, BEM REMA UMB menyatakan :

  1. BEM REMA UMB mengecam keras penggunaan kekerasan dan pengumpulan etnis Uyghur dalam sebuah kamp konsentrasi oleh Pemerintah Republik Rakyat China, untuk membatasi kebebasan etnis tersebut dalam mengungkapkan ekspresi budayanya dan menjalankan ajaran agamanya.
  2. BEM REMA UMB mendorong Pemerintah Indonesia untuk meninjau kembali hubungannya dengan Pemerintah Republik Rakyat China, terkait adanya pelanggaran HAM di Provinsi Xinjiang yang tidak sesuai dengan Universal Declaration of Human Rights dan International Convenant on Social and Political Rights.
  3. BEM REMA UMB mendorong adanya kerjasama antara pemerintah negara-negara muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), untuk membantu terjaminnya hak-hak etnis Uyghur, terutama dalam menjalankan ibadah agamanya.
  4. BEM REMA UMB mendukung adanya penyelidikan organisasi internasional, baik organisasi non-pemerintah dan organisasi pemerintah terkait pengumpulan etnis Uyghur, serta pembuatan kamp konsentrasi tersebut.
  5. BEM REMA UMB mendukung diadilinya pelaku tindak kekerasan dalam Mahkamah Internasional apabila ditemukan bukti adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah China.

Melalui pernyataan sikap ini, harapannya Kami berharap dapat menjadi perhatian bagi semua pihak yang berkepentingan. Semoga saudara-saudara kita Etnis Uyghur di Xinjiang, segera mendapatkan keadilan atas hak-haknya.

Reporter : Andra Alexander