Iri Dengki Dalam Islam

Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai kelebihan, yaitu akal dan hati. Akal digunakan untuk berpikir dan berkembang sedangkan hati fungsinya untuk merasakan dan menjaga akhlak seseorang. Dalam Islam, hati seseorang menjadi penentu akhlaknya, apabila seseorang memiliki hati yang baik, maka akhlaknya juga pasti baik. Dan sebaliknya, apabila seseorang memiliki hati yang buruk, maka akhlaknya pun pasti akan buruk.

Provokator adalah orang-orang yang melakukan hasutan yang menimbulkan rasa tidak senang, menimbulkan kekacauan, perpecahan dan kehancuran. Dalam agama Islam tindakan tersebut disebut Qottatun yang artinya mengadu domba yaitu orang yang suka mencela dan membicarakan aib orang lain, dia berada di tengah-tengah masyarakat untuk menimbulkan kerusakan, membangkitkan fitnah, menanam bibit permusuhan, memutuskan tali perhubungan dan mencerai-beraikan jamaah, persatuan atau organisasi baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan.

Persamaan kata dari Qottatun adalah Nammaamun yang berarti memfitnah yang dapat juga diartikan memindahkan perkataan manusia sebagian mereka atas sebagian yang lain dengan tujuan merusak hubungan antar mereka. Tindakan provokator, Qottatun dan Nammaamun merupakan perbuatan tercela yang sangat dibenci oleh Rasulullah SAW dan dilarang oleh Islam. Karena ia adalah salah satu penyakit umat sehingga mereka yang melakukannya diharamkan masuk surga (jannah). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Di dalam jiwa seorang provokator selalu tertanam rasa iri dan dengki terhadap kesuksesan yang diraih oleh orang lain. Ia selalu merasa bersaing dan tersaingi dengan kesuksesan yang diraih oleh orang lain bahkan bagi diri mereka adalah sebuah kekalahan bila melihat orang lain sukses.

Provokator juga bisa muncul akibat ketidakpuasan yang ia rasakan sebagai sebuah akibat tidak tercapainya keinginan yang diharapkan sementara orang lain disekitarnya mampu mencapai apa yang ia harapkan.