Flamboyannews.com, Bengkulu – Perwakilan pedagang yang berjualan di sekitar Universitas Bengkulu (Unib) belakang mendapatkan teguran dari pihak universitas atas dugaan kemacetan dan penampilan kumuh di kawasan tersebut. Akibatnya, para pedagang tersebut kini terancam diusir dari lokasi berjualan mereka.
Para perwakilan pedagang, yang hidupnya tergantung pada berjualan di area tersebut, mengadukan masalah ini ke dewan kota untuk mencari solusi agar mereka tetap dapat berdagang di sana.
Baca Juga: Pilkades Serentak di Kabupaten Kaur, 26 Cakades Komitmen pada Deklarasi Damai
Mereka berharap agar solusi yang diambil tidak bersifat sepihak, melainkan mempertimbangkan kepentingan pedagang kecil seperti mereka.
“Kami meminta solusi karena kami sangat bergantung pada penjualan di sana. Kami berharap ada solusi yang adil, yang mempertimbangkan kami pedagang kecil. Kami akan mematuhi aturan yang baik jika kami diizinkan untuk tetap berjualan di sini,” ungkap perwakilan pedagang, Depri, pada Rabu (11/10/2023).
Sementara itu, anggota Komisi II, Teuku Zulkarnain, yang mendengar keluhan para pedagang, menyatakan akan mencari solusi terbaik bagi mereka agar dapat tetap berjualan di lokasi tersebut.
Dia menekankan pentingnya penegakan Perda yang konsisten dari Satpol PP di seluruh kota Bengkulu. Zulkarnain juga akan melakukan advokasi untuk membantu para pedagang, namun dengan catatan bahwa mereka juga harus tertib dan menjaga kebersihan.
“Dalam hal penegakan Perda, Satpol PP harus konsisten di seluruh kota Bengkulu. Mengapa Satpol PP segera bertindak terhadap masalah masyarakat kecil ini? Terkait pedagang, saya akan membela mereka, namun pedagang juga harus tertib dan menjaga kebersihan. Kami juga akan bernegosiasi dengan pihak Unib,” jelas Teuku.
Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Janjikan Evaluasi Rutin untuk Penjabat Kepala Daerah
Dia menambahkan bahwa Unib Bengkulu sebagai lembaga pendidikan harus memprioritaskan aspek kemanusiaan karena para pedagang juga mencari nafkah dengan berjualan di sana.
“Kami berharap Unib tidak hanya menjadi menara gading yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Kita juga harus mempertimbangkan para pedagang kecil yang berjuang untuk mencari nafkah,” tutupnya.
Editor : Gina Rivaldo